Selasa, 09 Oktober 2012

PENGANGGURAN DI INDONESIA THN 2012


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menilai angka pengangguran di Indonesia sudah cukup tinggi akibat kesenjangan antara pertumbuhan angkatan kerja dan lapangan pekerjaan.
"Akibat ketimpangan tersebut diperkirakan setiap tahunnya pengangguran meningkat sebesar 1,3 juta orang. Saat ini, kendala utama pertumbuhan bagi pelaku usaha adalah krisis ekonomi yang sedang melanda Amerika Serikat dan Eropa," kata Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto di Jakarta, Selasa (1/5).
Menurut Suryo, pengangguran di Indonesia mencapai 9 juta orang. Hal ini terjadi karena jumlah pertumbuhan angkatan kerja tidak seimbang dengan pertumbuhan lapangan kerja khususnya di sektor formal.
"Pertumbuhan tenaga kerja setiap tahun mencapai 2,91 juta orang, sedangkan lapangan pekerjaan hanya 1,6 juta orang. Sehingga ada 'gap' sebesar 1,3 juta orang yang kemungkinan menjadi pengangguran terbuka di Indonesia," paparnya.
Lebih lanjut ia berpendapat bahwa bukan hanya soal kesenjangan, penggangguran di Indonesia juga terjadi akibat tidak bertemunya kualitas pencari kerja dengan kebutuhan yang diinginkan perusahaan.
"Berdasarkan tingkat pendidikannya, dari 8,14 juta pengangguran terbuka, 20 persen berpendidikan SD, 22,6 persen tamatan SMP, 40,07 persen tamatan SLTA, 4 persen tamatan diploma, sedangkan 5,7 persen tamatan sarjana," ujarnya.
Suryo mengatakan para pengangguran yang mencapai 9 juta orang itu jika tidak mendapat kesempatan kerja, jangan harap upaya untuk memakmurkan rakyat akan tercapai.
"Tapi, untuk penambahan tenaga kerja dalam jumlah besar di Indonesia, membutuhkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen per tahun," tandasnya.
 Jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,61 juta dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 6,32 persen pada awal tahun 2012. Rendahnya kualitas tenaga kerja menjadi penyebab dari masih besranya pengangguran di Indonesia.
Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Kemenekertrans Firdaus Badrun mengatakan terdapat empat permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia. Permasalahan pertama yaitu terbatasnya kesempatan kerja. Menurutnya situasi perekonomian Indonesia pada tahun yang akan datang dipenuhi dengan tantangan yang cukup berat dengan adanya krisis ekonomi yang melanda negara Eropa saat ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapat tahun terakhir diklaim meningkat dimana pada triwulan kedua 2012 mencapai 6,4 persen.
“Namun tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut tidak dapat menyerap angkatan kerja yang masuk ke dalam pasar kerja dan jumlah penganggur yang telah ada,” ujarnya saat membacakan sambutan Menakertrans Muhaimin Iskandar dalam acara UI Career Expo dan Scholarship di Balairung, Kampus Depok, Kamis (20/9/12).
Permasalahan kedua, kata dia, rendahnya kualitas angkatan kerja. Berdasarkan data BPS Februari 2012, rendahnya kualitas angkatan kerja terindikasi dari perkiraan komposisi angkatan kerja yang sebagian besar berpendidikan SD ke bawah yaitu sebanyak 47,87 persen, SMP sebanyak 18,28 persen dan yang berpendidikan lebih tinggi termasuk perguruan tinggi hanya 9,72 persen. Hal ini tentu berdampak kepada daya saing dan kompetensi dalam memperoleh kesempatan kerja baik di dalam maupun di luar negeri.
Permasalahan salnjutnya, ujar Firdaus, masih besarnya pengangguran di Indonesia. Pada bulan Februari 2012, jumlah angkatan kerja di Indonesia berjumlah 120,41 juta orang. Dari jumlah itu terdapat 7,61 juta orang. Sementara permasalahan keempat yaitu globalisasi arus barang dan jasa. Permasalahan ini sangat terkait dengan bidang ketenagakerjaan.
“Sebagai contoh dalam sistem perdagangan bebas baik dalam kerangka WTO, APEC, dan AFTA mempengaruhi perpindahan manusia untuk bekerja dari suatu negara ke negara lain yang telah menjadi salah satu modalitas perdagangan jasa yang harus ditaati oleh setiap anggota,” kata dia
.
Karena itu, kata dia, untuk mengantisipasinya maka pemerintah harus meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia. “Dengan banyaknya bursa tenaga kerja bisa membantu percepatan pertemuan antara pencari kerja dan lowongan kerja yang tersedia,” ujarnya.
Wakil Rektor UI Muhammad Anis, mengatakan UI berupaya untuk menyelaraskan kurikulum yang diajarkan dengan kebutuhan industry. Hal itu dilakukan untuk memperbesar penyerapan tenaga kerja UI. “Hasilnya tahun ini rata-rata waktu menunggu kerja mahasiswa UI selama tiga bulan setelah lulus. Sebelumnya rata-rata lima bulan,” ujarnya.
Selain itu, UI juga secara rutin menggelar kegiatan bursa kerja seperti UI Career and Scholarship Expo XIV di Balairung UI. Acara tersebut digelar selama dua kali dalam setahun dan ini merupaka penyelenggaraan ke 14. (A-185/A-108)***

0 komentar:

Posting Komentar